Hasil sebuah penelitian yang cukup kontroversial menyeruak. Konon, penggemar game di era 1980-an banyak yang tidak lanjut ke kuliah. Penelitian itu dilakukan Oxford University terhadap 17.200 orang yang pada tahun 1986 berusia 16 tahun. Penelitinya adalah Mark Taylor dari Fakultas Sosiologi.
Seperti dikutip detikINET dari GamePolitics, Sabtu (9/4/2011), Taylor mengklaim ada korelasi cukup antara kegemaran bermain game dengan kemungkinan berkuliah. Menurutnya, gamer memiliki kemungkinan tidak kuliah lebih besar dari non-gamer.
Dari responden yang mengaku gemar bermain game, hanya 19 persen yang melanjutkan ke pendidikan tinggi. Sedangkan bagi non gamer angkanya ada di 24 persen. Ah, tapi jangan buruk sangka dulu. Meski disebut ada pengaruh pada pendidikan, ternyata hobi nge-game tak berpengaruh pada karir.
"Pendidikan itu bukan hanya soal selembar kertas yang Anda dapatkan di akhir. Jika orang mendapatkan sesuatu dari game, hal itu sangat fantastis," ujar Taylor.
Pria yang mengaku gemar main game sekitar 4 jam per minggu itu mengatakan game mungkin tak akan memperbaiki kemampuan berbahasa. "Tapi bermain game mungkin akan membuat Anda lebih tertarik pada pemrograman," tukasnya.
Taylor juga mengatakan hasil penelitiannya itu berlaku pada masa 1980-an, di mana pemain game masih jauh lebih sedikit dari masa sekarang. Sedangkan kondisi saat ini, ujarnya, jauh berbeda. Jadi, jangan buru-buru melarang anak bermain game.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !